SELAMAT DATANG
Anda pendunjung ke:
FENOMENA PONARI
Lagi! Jombang dihebohkan dengan hal-hal di luar nalar. Setelah akhir-akhir ini berita keganasan Riyan si-Jagal Jombang mulai redup di pelbagai media masa baik cetak maupun elektronik, sekarang muncul fenomena Ponari dan batu kecilnya.
Fantastis memang! Ponari dan batu kecilnya mampu menarik ribuan masyarakat berbondong-bondong menuju Jombang. Pasalnya hanya dengan mencelupkan batu kecilnya itu kedalam air putih, diyakini air yang telah dicelupi batu itu bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Lagi-lagi fenomena ini juga menarik para Ulama untuk bicara tentang keabsahan prilaku tersebut menurut Aqidah dan Syar'i. Nah loh! Padahal di masa-masa sulit seperti ini, banyak orang khususnya kalangan menengah ke bawah menunggu saat-saat seperti ini.
Obat manjur! Harga murah!
Tapi beberapa kalangan Ulama' berpendapat itu syirik!
Fiuh!....
Ponari tidak hanya dipepet oleh para kiyai. Tentunya kalangan medis juga ikut nimbrung. Mereka ikut ribut mengenai batu yang dipegang Ponari itu. Ada kandungan apa dalam obat itu? Kok bisa menyembuhkan banyak penyakit? Dari segi keilmuan dan kedokteran, apa itu bukan mal_praktik?
Fiuh....
Kasian Ponari. Gara-gara kesandung batu kecil dia harus berhadapan dengan banyak orang. Bahkan sempat berurusan dengan polisi.
Nah! Saatnya sharing kang! Saatnya jajak pendapat! Biar tambah pinter tp gak keblinger.
Bicara tentang keabsahan prilaku berobat menurut syar'i dan tauhid, apa sih tujuan orang berobat? Panduan manualnya bagaimana supaya tidak nabrak syar'i dan tauhid? Islam kok ribet banget sih kayaknya. Bukankah agama dan syar'i itu untuk mempermudah umatnya dalam bermuamalat dan beribadah?
Sekedar napak tilas ya kang! Jaman bapakku biyen sempat muncul fenomena daging tokek sebagai obat gatal. Itu jelas haram hukume.
Tapi ini kan cuma air putih yang dicelupin batunya Ponari? Air putihnya jelas gak haram kan? Batunya juga bukan barang najis. Jadi melanggar syar'i yang bagaimana jal?
OK! Syar'i mungkin tidak. Bagaimana dengan ketauhidan? Keimanan? Ketaqwaan terhadap Allah SWT? Hayo!
Soalnya sebagian pendapat mengatakan itu syirik kang! Menyekutukan Allah SWT.
Kalo saya pusing, saya minum obat dengan merk tertentu yang berlabel generik (anjuran pemerintah).
Begitu juga kalo masuk angin, meskipun saya gak pintar saya minum obatnya orang pintar itu.
Kalo sakit parah baru saya ke Dokter.
Nah!
Apa gak sama aja?
Apa kalo saya minum obat-obat tertentu itu tidak berarti syirik?
Apa kalo saya mendatangi dokter hukumnya gak sama dengan mendatangi Ponari?
Ponari kan juga gak minta disembah! Sama seperti Dokter.
Begitu juga dengan batunya. Apa yang datang ke Ponari mereka nyembah-nyembah batunya?
Apa kalo saya minum obat anti bodo berarti saya nyembah obat itu?
Apa bedane dengan air zam-zam?
Bukankah fakta kalo masyarakat Islam Indonesia khususnya juga memulyakan air zam-zam sebagai air penuh berkah dan manfaat?
Lain cerita kalo tiba-tiba Ponari ngaku Malaikat Jibril atau Imam Mahdi atau ngaku bapake Liya Eden. Ha2! Hayo! Ngelu ora kowe?
Kembali lagi ke pernyataan saya yang di atas tadi. Kalo saya sakit saya minum obat.
Nah! Obat iku apa sih?
Pernah lihat kan iklan obat masuk lesus yang kalo diminum lesusnya lari terbirit-birit? Apa gak nyadar kalo kadang iklane berlebihan?
Iklan shampo dengan 7 hari rambut jd lembut, halus, wangi, sehat dlsb.
Bohong belaka. Yang ada 7 turunan jg gak bagus-bagus rambute.
Kenapa Dokter-dokter atau Polisi gak nangkep yang buat iklan itu ae?
Jelas-jelas itu penipuan publik kan?
Fakta yang terjadi. Banyak yang datang ke tempat Poari karena mereka telah berusaha ke mana-mana untuk sembuhkan penyakitnya Dan hasilnya nihil. Banyak orang yang datang ke Ponari lebih karena punya penyakit yang kalo diobatin ke Dokter, RS atau tempat layanan kesehatan muahalnya minta ampun. Koyo sempritane Bambang! Ha2! sementara di tempat Ponari cuma Rp. 5000,- banyak penyakit bisa sembuh.
Harusnya Fenomena seperti ini mampu mendewasakan keimanan kita. Ada banyak hikmah di setiap kejadian.
Khusnudlon aja sama yang di Atas sana kang!
Barang kali ini adalah jawaban dari banyak orang yang berdo'a atas kesembuhan penyakitnya, jawaban dari doa orang-orang yang tidak mampu, atau mungkin jawaban Allah dari do'a si Ponari sendiri bisa juga orang tua Ponari.
Bukankah selama ini pemeritah juga gak bisa jawab semua do'a WNI yang makin terpuruk?
Bukankah para kiyai juga gak bisa jawab?
Yang bisa jawabkan cuma Allah SWT. Siapa tahu Ponari Jawabannya.
"Ud'uniy... Astajib lakum"
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang salah jalan hingga menjadikan kesyirikan atas fenomena ini?
Sewajarnya aja lah! Gak cuma fenomena Ponari kok! Bahkan dalam hal yang nyata-nyata dianjurkan Agama aja digunakan untuk hal-hal yang berbau kesyirikan. Misale Haji untuk pesugihan (jarene sih ono) dll.
Wes yo kang!
Wes yo yu!
Capek aq!
Wassalam.....
Label: Opini