SELAMAT DATANG
Anda pendunjung ke:
Lagi-lagi MUI bikin ulah! Sudah bukan hal yan mengagetkan lagi sih. Tiba-tiba aja mucul fatwa facebook di kalangan ulama'. Mulanya beberapa ulama' Jawa Timur yang mengharamkan facebook, namun akhirnya MUIpun angkat bicara. fiuh.... kira mendatang apalgi yang akan diharamkan ya?
Kali ini saya tidak akan menilik mereka secara spesifik kearah fiqh. Selain ora mudeng juga gak ahli! Saya cua sedikit ndagel aja kali ini.
Pernah terpikir tidak?, kalu MUI itu kemungkinan agen iklan termanjur? haha! guyon lho! Hati-hati kalo ngomong! Dituntut pencemaran nama baik, kapok aku! haha!
Jadi, menurut penafsiran ndagel saya (guyon tenan iki lho!), pihak facebook atau siapapun yg merasa diuntungkan oleh facebook (misale yang pasang iklan di facebook), sengaja membayar mahal MUI untuk mengeluarkan fatwa haram facebook!
kenapa demikian?
Faktanya, masyarakat indonesia doyan banget gosip, mudah dimanipulasi oleh media apapun, kosumtif, rasa ingin tahunya besar. Jadi.... begitu dengar fatwa facebook haram, masyarakat indonesia berbondong-bondong buka facebook. Penasaran tentunya! Kenapa bisa begitu?
Mudah saja analisanya! Konter balik tentang fatwa haram facebook yang ramai terjadi dikalangan masyarakat membuat masyarakat lainya menjadi penasaran tentunya.
Jadi... Kalo menurut penafsiran ndagel saya, MUI ini layaknya manajemen artis. Membuat sensasi tertentu yang bisa meningkatkan rangking popularitas artisnya melonjak. Haha!
Coba lebih diteliti lagi! Rokok atau merokok yang bagaimana yang diharamkan MUI? Facebook yang seperti apa yang diharamkan MUI? Semuanya kalo dipikir-pikir bukan hasil ijtihad serius. Terkesan asal-asalan!
Jadi kalo kita menggunakan facebook dengan cara yang tidak benar (kalau yang ditanda kutipi MUI itu untuk ta'aruf yang berlebihan) maka facebook menjadi haram. Yah...... gak usah facebook kali.... makan nasi kalo berlebihan juga haram... minum air putih yang berlebihan juga haram... Wah! Maksudnya lho apa? Kalo MUI ada cuma untuk membuat fatwa yang seperti ini, eman-eman mendirikannya! Apa gak berlebihan tu? kalo berlebihan fatwa itu berarti fatwa itu yang haram? haha! wes! Ojo nglantur!
Kepada para anggota MUI mohon maaf! Saya yang bodoh ini gak tahu apa-apa kok! Tahunya cuma guyon! Peace!
Label: Opini