Site Network: Home | Blogcrowds | Gecko and Fly | About me

SELAMAT DATANG

Ahlan wa sahlan! ini adalah web pribadi Ahmad Nur Kholis Bin Affandi Bin Muhtadi bin Abdurrahman Assaronjiy. Selamat menikmati apa yang tersaji dalam layanan ini. Yang bisa di download, monggo didownload aja! Ada Mp3, Software dan foto-foto. Ala kadarnya aja dan semoga berkenan hati! Atas segala kekurangan, kami mohon maaf!

Anda pendunjung ke:

Abu Nawas

Assalamualaikum Dulur!

Jangan salah tafsir dulu dengan judul ceritanya Kang! Ini bukan sekedar cerita guyon lho Yu!
Inspirasi tidak harus melulu dari hal-hal besar atau serius. Guyonpun bisa jadi inspirasi! Salah satunya adalah cerita ini.

Suatu hari Abu Nawas kedatangan tamu salah satu sahabat dekatnya. Sebut saja Fulan. Si Fulan ini tergolong sahabat abu dari golongan keluarga serba kekurangan. Kalo Zaman sekarang dia termasuk orang yang dapat RasKin dan BLT.

Tidak lain dan tidak bukan kedatangan Fulan adalah untuk berkeluh kesah kepada Abu. Fulan mengeluh tentang keadaan rumahnya yang sangat sempit. kalo zaman sekarang ada istilah RSS (Rumah Sangat Sederhana), maka rumah si Fulan ini Rumah Sangat Sederhana Sekali, Susah slonjor, Sesak, Sempit (RSSSSSSS).

Fulan mengeluh karena setiap hari keluarganya terasa sumpek. Rumahnya yang berukuran 2x3 meternya harus diisi dengan istri dan kedua anaknya. Untung si Fulan ikut KB. Kalo tidak tentunya lengkap penderitaan Fulan. Karena saking percayanya Fulan terhadap Abu Nawas yang terkenal pandai, cerdas dan waskito, maka Fulan memberanikan konsultasi dengan Abu Nawas. Pakar serba bisa dan melayani apa saja. termasul pengetikan skripsi dan tambal ban. He2!

"Weleh!"

Abu Nawas memulai sarannya dengan ekspresi gumunnya setelah mendengar keluhan sedulur nemunya itu.

"Begini saja! Sebelumnya apa kamu yakin kalo aku bisa bantu kamu Fulan?" Tanya Abu terhadap Fulan.

"Yakin 100% kang! Cuma kamu kang sahabatku yang statusnya terakreditasi B!" Jawab Fulan meyakinkan!

"Tapi aku ada syaratnya! Apa kamu sanggup?" Tanya Abu Ragu.

"Asal selain beli tanah yang lebih luas atau kredit Rumah, Aku sanggup Kang!" Jawab Fulan!

"Syarate gampang kok! Ojo mbantah! Ojo kakeyan takon! Piye? sanggup?" tanya Abu lagi.

"Deal kang!" Jawab Fulan dengan semangat sambil menhentak meja. Seolah ia ikut kuis 'Super Deal'. He2!

"Ya sudah! Di kebon belakang rumahku ada 5 ekor ayam! Gowonen muleh!" Belum selesai ngomong si Fulan sudah nrocos!

"Gae opo kang pitik 5 iku? dijual? Trus uange buat ngontrak rumah? Mana ada kontrakan rumah seharga 5 ekor ayam? Kost aja perbulan paleng murah 40.000!" Si Fulan lupa dengan janjinya tadi!

"Kowe sido konsultasi ora? Dikandani ojo mbantah! Ojo kakean takon! Konsultasi gratis ae Ruwet!" Si Abu mulai jengkel.

"Sorry bro! Sorry kang! Forget aku kang! Penasaran aku kang! Hubungane apa antara ayam dengan masalahku? Trus piye? Trus piye?" Kilah fulan.

"Ya udah! tak teruskan! tapi jangan lupa ya! Ojo mbantah! Ojo kakeyan takon!" Kata abu masih rada jengkel. Kmudian ia melanjutkan solusinya.

"5 ekor ayam itu kamu bawa pulang selama satu minggu. terus tiap harinya mereka harus tidur serumah bersama keluargamu!" Kata abu dengan entengnya tanpa merasa berdosa.

"Lhoh?????" Reaksi Fulan terhadap solusi kawannya. Tapi belum selesai dia melanjutkan uneg-unegnya, Abu langsung menimpali.

"Ojo mbantah! Ojo kakeyan takon! wes kono! ambil ayame! Seminggu lagi baru ke sini lagi dan liat hasilnya!" Kata si Abu.

Akhirnya si Fulanpun pulang dengan lesu sambil menenteng 5 ekor ayamnya Abu. Dalam perjalanan dia masih kbingungan dengan solusi dari sahabatnya itu. Terang saja dia bingung. bukankah dia konsultasi tentang sempitnya rumahnya? Tapi kenapa Abu malah menambah keluarganya dengan 5 ekor ayam? Bingung! Bingung! Ku memikirnya!

Dan benar saja! Selama seminggu keluarga Fulan makin berjubel dengan 5 anggota keluarga barunya. Soyo sumpek, semakin sesak! Kini rumahnya dapat gelar baru 'RSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS'
Fiuh! Kasihan Fulan!

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba! Seminggu sudah Fulan dan keluarganya tersiksa dengan 5 ekor ayam si Abu. Dengan hawa marah penuh emosi dan tanda tanya Fulan meluapkan semuanya ketika ketemu Abu.

"Karepmui piye tho kang? mosok aku mbok padakne karo pitek? Solusimu bener-bener gak masuk akal! gak mbois blas! Jangan sampe kamu jadi Anggota MUI ya! Bisa-bisa negara ini tambah kacau!" Lhoh! Lhoh! Lhoh!... Kok sampe MUI segala ya!

"Ada apa tho kang? Ada apa? Santai! Cool! Tenang! Ceritakan dengan baik dan benar sesuai EYD!" Kata Abu dengan kalemnya.

"Tenang mbahmu kiper kuwi! Aku kemarin itu datang minta solusi supaya keluargaku bisa merasa damai! Bukan tambah ruwet! Malah disuruh kelon sama ayam! Karepmu ki opo tho kang-kang?" Tanya Fulan dengan memelas!

"Lhoh! piye tho? katanya kamu yaqin dengan solusi jitu saya? katanya kamu siap dengan segala resikonya?" Selidik Abu.

"Ya sudah! ngalah aku kang! Terus gimana ini? Solusi yang kemarin itu bener-bener membuat ku berantakan! Kau membuat hidupku Tak karuan!" Malah nyanyi si Fulan. He2!

"OK! Kalo kemarin tidak berhasil, aku masih punya seekor kambing di belakang rumah! kambingku itu kamu bawa pulang satu minggu dan biarkan dia hidup serumah dengan keluargamu beserta 5 ekor ayamku yang kemarin!" Kata Abu.

"Walah kang! Kang! Karepmu itu apa? mau membunuhku dan keluargaku?" Tanya Fulan dengan memelas dan mbrebes mili. Super sedih pokokknya.

"Wes tho! Manutho aku! Insyaallah solusiku ini cespleng! lebih mantap daripada batunya Ponari! ingat! Ojo ngeyel! Ojo mbantah! Ojo Kakeyan takon!" Tegas Abu.

Ahirnya untuk kedua kalinya Fulan pulang dengan kecewa namun penuh harap cemas. Dia yakin betul kalo Abu itu pinter. Dia juga yakin kalo Abu itu tidak pernah mengecewakan orang. Tapi kenapa solusinya aneh? Kenapa solusinya justru membuat hidupnya tambah runyam?
Weleh! Weleh!

Selanjutnya pembaca bisa bayangkan apa yang terjadi? Fulan plus istri dan kedua anaknya serumah dengan seekor kambing dan 5 ekor ayam. Cilaka 12 tenan! Hari-hari keluarga Fulan bak di neraka. Memprihatinkan.

Dan waktupun berlalu! seminggu terlewati sudah! Dengan penuh penderitaan Fulan melewati hari-harinya. Akhirnya kali ini Fulan mendatangi Sahabat dekatnya itu dengan penuh amarah! Kekesalan! Kejengkelan! Nano nano dah!

"Kang! Kalo kamu gila jangan ajak-ajak keluargaku kang! Keluargaku ini sudah miskin, masih juga kau suruh yang tidak-tidak!" Hardik Fulan kepada Abu.

"Sabar kang! Sabar! Innallaha ma'ashobirin!" Terang si Abu.

"Sabar-sabar! Gak usah ndalil! Sobirin sudah mati!" Fulan masih penuh emosi.

"Tenang tho kang! Tenang! Gimana solusiku kemarin? Apa belum ada efeknya?" Jawab Abu dengan kalem!

"Gak usah banyak tanya! ya terang keluargaku makin runyam kang! malah tetanggaku kira aku dan keluargaku itu gila! Jujur saja! Kamu itu benar-benar punya solusi nggak sih kang? Kalo tidak mending aku tanya dokter Boyke atau Tukul saja kang! Jangan bertele-tele seperti ini! tu nde poin aja kang!" Kayaknya Fulan bener-bener marah!

"Ya sudah! Mulai hari ini aku ambil 5 ekor ayamku! Untuk satu minggu ke depan aku titip kambingku dulu! Selanjutnya kita lihat minggu depan! siapa tahu efeknya baru muncul!" Jawab Abu dengan nada penyesalannya karena telah membuat sahabatnya menderita.

"Yo wes! Tak ambil ayamnya sekarang! Tapi bener lho! Kamu cuma nitip kambingmu seminggu! Minggu depan aku ke sini lagi langsung dengan kambingmu". Jawab Fulan dengan nada khas melasnya.

Akhirnya pulanglah Fulan dengan perasaan sedikit lega. Setidaknya penderitaannya berkurang satu. 5 ekor ayam Abupun dikembalikan. Dan benar saja. setelah 5 ekor ayam Abu di kembalikan, keluarga Fulan mulai merasa sedikit lega.

Dan waktupun berjalan. Seminggu sudah terlewati. Dengan perasaan sedikit lega Fulan menuju rumah Abu beserta kambingnya. Dalam benak Fulan, ia bersyukur karena seminggu ini penderitaannya mulai berkurang karena 5 ekor ayam si Abu sudah tidak serumah lagi dengan keluarganya. Seampai di rumah Abu.

"Alhamdulillah kang! Seminggu ini keluargaku tidak terganggu lagi dengan suara 5 ayam kamu yang berisik itu. Keluargaku mulai sedikit lega setelah ayammu kamu ambil! Tapi ya gitu! Kambingmu ini lho! Masih ngrepoti aja! Suka buang air sembarangan! Nih! Tak kembalikan sekarang ya! Keluargaku sudah tidak tahan!" Kata Fulan kepada si Abu.

"Syukur lah kalau begitu! Maaf kalau kambingku ngrepoti keluargakmu! Mulai hari ini aku ambil kambingku! Minggu depan kalau bisa kamu kesini lagi! Insyaallah aku kasih solusi yang bener-bener jitu." Kata si Abu.

"Bener lho kang! minggu depan aku ke sini lagi! Tapi solusinya harus bener-bener jitu lho!" Tanya Fulan.

"Insyaallah" Jawab Abu.

Ahirnya! Sirna sudah semua penderitaan yang 3 minggu ini keluarga fulan hadapi. Tidak ada lagi ayam yang berkokok! Tidak ada lagi suara kambing yang gaduh dalam keluarga Fulan. Akhirnya keluarga Fulan bener-bener bisa merasakan udara segar penuh kebebasan dan kelonggaran. Bener-bener melegakan setelah ayam dan kambing itu kembali ke tempat Abu. Syukur alhamdulillah dalam benak Fulan.

Seminggu berlalu, dua minngu terlewati, tiga minggu terlampaui dan seterusnya. Fulan tidak mengeluhkan lagi prihal Rumahnya ke Abu. Dia dan keluarganya merasa lega dengan kondisi sperti ini.

Fiuh!

0 Comments:

Post a Comment